Adab dan Sebab Terkabulnya Doa
Diposting oleh
"A.A.W"
di
Minggu, Desember 12, 2010
Minggu, 12 Desember 2010
Label:
Sunnah
Siapakah diantara kita yang tidak pernah berdo'a?
Barangsiapa yang tidak mau berdo'a berarti dia adalah orang yang sombong, karena merasa tidak membutuhkan kepada pertolongan Allah.
Justru Allahlah yang menyuruh kita untuk berdoa dan menohon apa saja kepada-Nya.
Lalu, bagaimana caranya agar doa kita dikabulkan?
Berikut ini Adab & Sebab-Sebab Terkabulnya Do'a
• Ikhlas karena Allah semata. (QS. Al-Bayyinah: 5).
• Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan diakhiri dengannya.
• Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a, serta yakin akan dikabulkan.
• Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a, dan tidak terburu-buru.
• Menghadirkan hati dalam do’a.
• Memanjatkan do’a, baik dalam keadaan lapang maupun susah.
• Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata.
• Tidak mendo’akan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
• Merendahkan suara ketika berdo’a, yaitu antara samar dan keras. (QS. Al-A’raaf: 55, 205).
• Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.
• Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam do’a.
• Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak dikabulkan). (QS. Al-Anbiyaa’: 90).
• Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat.
• Memanjatkan do’a tiga kali.
• Menghadap kiblat.
• Mengangkat kedua tangan dalam do’a.
• Jika mungkin, berwudhu’ terlebih dahulu.
• Tidak berlebih-lebihan dalam do’a.
• Bertawassul kepada Allah dengan Asmaa’-ul Husna dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi, atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan do’a seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
• Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal.
• Tidak berdo’a untuk suatu dosa atau memutuskan tali silaturahmi.
• Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
• Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran).
• Jika dia hendak mendo’akan orang lain, hendaklah dia memulai dengan mendo’akan dirinya sendiri.
DO’A PENTING YANG HENDAKNYA DIMOHONKAN OLEH SEORANG HAMBA:
• Mohon hidayah/petunjuk kepada Allah yaitu hidayah taufiq agar ditunjuki di atas jalan yang benar.
• Mohon kepada Allah agar diampuni segala dosa yang dilakukan, karena setiap hari, siang dan malam seorang hamba tidak luput dari berbuat dosa dan maksiat.
• Mohon kepada Allah agar dimasukkan ke Surga dan dijauhkan dari api Neraka.
• Mohon kepada Allah keselamatan di dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari berbagai macam bencana dan mala-petaka.
• Mohon kepada Allah agar hatinya ditetapkan diatas agama dan tetap istiqamah dalam
melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
• Mohon kepada Allah agar ditetapkan nikmat Islam, Sunnah dan diselamatkan dari segala kemurkaan-Nya.
Sumber:
Buku DO’A & WIRID
karya Ust. Yazid Abdul Qadir Jawas hal. 89 - 98
Barangsiapa yang tidak mau berdo'a berarti dia adalah orang yang sombong, karena merasa tidak membutuhkan kepada pertolongan Allah.
Justru Allahlah yang menyuruh kita untuk berdoa dan menohon apa saja kepada-Nya.
Lalu, bagaimana caranya agar doa kita dikabulkan?
Berikut ini Adab & Sebab-Sebab Terkabulnya Do'a
• Ikhlas karena Allah semata. (QS. Al-Bayyinah: 5).
• Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan diakhiri dengannya.
• Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a, serta yakin akan dikabulkan.
• Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a, dan tidak terburu-buru.
• Menghadirkan hati dalam do’a.
• Memanjatkan do’a, baik dalam keadaan lapang maupun susah.
• Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata.
• Tidak mendo’akan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
• Merendahkan suara ketika berdo’a, yaitu antara samar dan keras. (QS. Al-A’raaf: 55, 205).
• Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.
• Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam do’a.
• Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak dikabulkan). (QS. Al-Anbiyaa’: 90).
• Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat.
• Memanjatkan do’a tiga kali.
• Menghadap kiblat.
• Mengangkat kedua tangan dalam do’a.
• Jika mungkin, berwudhu’ terlebih dahulu.
• Tidak berlebih-lebihan dalam do’a.
• Bertawassul kepada Allah dengan Asmaa’-ul Husna dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi, atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan do’a seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
• Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal.
• Tidak berdo’a untuk suatu dosa atau memutuskan tali silaturahmi.
• Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
• Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran).
• Jika dia hendak mendo’akan orang lain, hendaklah dia memulai dengan mendo’akan dirinya sendiri.
DO’A PENTING YANG HENDAKNYA DIMOHONKAN OLEH SEORANG HAMBA:
• Mohon hidayah/petunjuk kepada Allah yaitu hidayah taufiq agar ditunjuki di atas jalan yang benar.
• Mohon kepada Allah agar diampuni segala dosa yang dilakukan, karena setiap hari, siang dan malam seorang hamba tidak luput dari berbuat dosa dan maksiat.
• Mohon kepada Allah agar dimasukkan ke Surga dan dijauhkan dari api Neraka.
• Mohon kepada Allah keselamatan di dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari berbagai macam bencana dan mala-petaka.
• Mohon kepada Allah agar hatinya ditetapkan diatas agama dan tetap istiqamah dalam
melaksanakan ketaatan kepada-Nya.
• Mohon kepada Allah agar ditetapkan nikmat Islam, Sunnah dan diselamatkan dari segala kemurkaan-Nya.
Sumber:
Buku DO’A & WIRID
karya Ust. Yazid Abdul Qadir Jawas hal. 89 - 98
- popular posts -
-
Disusun oleh: Tim Buletin Al Ilmu Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: "Ahmad bin Hanbal adalah seorang tauladan dalam 8 hal: tau...
-
Oleh Syaikh Khalid al Husainan [a].Mengusap Bekas Tidur Yang Ada Di Wajah Maupun Tangan Hal ini menurut Imam An-Nawawy dan Al Hafidz...
-
Sering orang membicarakan ESQ yang dikenal dengan tokohnya, Ary Ginanjar Agustian. Bahkan Ustadz Farid Ahmad Okbah pernah membahas ESQ itu...
-
ORANG MUKMIN AKAN MELIHAT ALLAH DI AKHIRAT Oleh Ustadz Ahmas Faiz bin Asifuddin Kaum mukminin mengimani akan melihat Allah dengan mata ...
-
Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas Salah satu tanda Kiamat yang besar adalah munculnya Imam Mahdi. Ahlus Sunnah memahami Imam Ma...
-
Siapa yang dinamakan Ulama? Terdapat beberapa ungkapan ulama dalam mendefinisikan ulama. Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah dalam ki...
-
Di posting kali ini kita mencoba membahas tentang masalah shalat, karena shalat itu sangat penting bagi umat islam. Shalat itu membedakan an...
-
Oleh : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani [1]. Menyembelih kerbau sesampainya jenazah di kuburan sebelum pemakamannya dan kemudian mem...
-
Oleh : Muhammad Abduh Tuasikal Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi-Nya . Dalam postingan-postingan sebelumnya, kami te...
-
Oleh Ustadz Abu Asma Kholid Syamhudi Tidak disangsikan lagi permasalahan ibadah merupakan inti ajaran Islam. Syari’at sangat memperh...
No response to “Adab dan Sebab Terkabulnya Doa”
Posting Komentar