Untuk Hatiku dan Hati Hati Para Pencari Ilmu

Dari Hudzaifah rodhiyallohu’anhu, beliau berkata : Aku mendengar Rosululloh Shallallohu ‘Alaihi Wassalam bersabda :

“Fitnah-fitnah akan mendatangi hati bagaikan anyaman tikar yang tersusun seutas demi seutas. Maka hati mana saja yang menyerapnya akan ditorehkan padanya satu titik hitam. Dan hati mana saja yang mengingkarinya akan ditorehkan padanya satu titik putih hingga menjadilah keadaan dua jenis hati tadi, hati yang sangat putih bagaikan batu putih yang sangat licin, tidak akan ada satu fitnahpun yang akan memudharatkannya selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan hati yang lain adalah hati yang hitam dan kotor, baikan gelas yang terbalik. Hati yang tidak mengetahui perkara yang ma’ruf dan tidak pula mengingkari perkara yang mungkar, kecuali yang mencocoki hawa nafsunya” (HR. Al Imam Muslim no 144)

Ibnu Qayim rohimahulloh berkata :

“ALLOH menyerupakan datangnya fitnah ke hati sedikit demi sedikit saperti anyaman tikar yang disusun seutas demi seutas. Dan ALLOH membagi hati di saat datangnya fitnah-fitnah tadi menajdi dua jenis hati, yakni hati yang datang padanya fitnah, maka dengan serta merta menyerapnya sebagaimana batu apung yang menyerap air sehingga hati tadi menghitam dan terbalik. Inilah makna sabda beliau “bagaikan gelas yang terbalik/tertelungkup”.


Jika keadaan hati tersebut sudah menghitam dan terbalik maka akan muncul dengan sebab dua penyakit tadi, dua penyakit berikutnya yang sangat berbahaya yang saling menyeret orang tertimpanya untuk dilemparkan ke dalam kebinasaan. Dua penyakit tersebut adalah :

1. Tersamarkannya antara perkara yang ma’ruf (baik) dengan perkara yang mungkar, sehingga hati tersebut tidak bisa mengenali perkara ma’ruf dan tidak pula bisa mengingkari perkara yang mungkar. Bahkan terkadang penyakit tadi semakin mengacaukan keadaan hati tersebut sehingga dia meyakini perkara yang ma’ruf itu sebagai perkara yang mungkar sebagai sesuatu yang ma’ruf. Sunnah diyakini sebagai perkara yang bid’ah dan bid’ah diyakini sebagai suatu sunnah. Serta menganggap kebenaran sebagai suatu kebatilan, dan kebatilan diyakini sebagai kebenaran.

2. Adapun penyakit yang kedua adalah menjadikan hawa nafsunya sebagai hakim (penentu) dalam menghadapi apa yang dibawa oleh Rosululloh Shallallohu’Alaihi Wassalam dan senantiasa tunduk dan mengikuti hawa nafsunya.

Jenis hati yang kedua adalah hati yang putih (cemerlang) yang memancarkan cahaya iman dan berhiaskan cahaya tersebut. Jika fitnah mendatangi hati jenis kedua ini, serta-merta hati tersebut akan mengingkari dan menolaknya, sehingga hati tersebut semaikn kuat dan bercahaya.

Sesungguhnya fitnah-fitnah yang mendatangi hati merupakan sebab yang menjadikan sakitnya hati. Fitnah-fitnah tersebut adalah fitnah syahwat (hawa nafsu) dan fitnah syubhat (keracunan). Atau dengan istilah lain fitnah penyelewengan dan kesesatan ; fitnah maksiat dan bid’ah dan fitnah kedzaliman dan kebodohan.

Fitnah jenis pertama (yaitu fitnah syahwat) menyebabkan rusaknya niat adan keinginan seseorang dalam beramal.

Sedangkan fitnah jenis kedua (fitnah syubhat) menyebabkan rusaknya ilmu (pemahaman) dan I’tiqad (keyakinan) (Ighatsatul lahfan min mashayidisy syaithan 1/17).

Aku katakan (penulis-red) : dan hadist ini merupakan seruan nabawiyah agar kita berusaha untuk menjaga hati-hati kita. Betapa butuhnya kaum muslimin untuk menyambut seruan tersebut dan mengigitnya dengan gigi geraham (memeganginya dengan sekuat-kuatnya)

Disalin dari : At-Tanbihul Hasanu fi Mauqil Muslim minal Fitan (Pedoman Seorang Muslim dalam Menghadapi Badai Fitnah) Asy Syaikh Muhammad bin ‘Abdillah al-Imam

Penerjemah : Abu Hamzah Kaswa_Ash Shaf Media

Untuk Hatiku dan Hati Hati para pencari ilmu...
READ MORE - Untuk Hatiku dan Hati Hati Para Pencari Ilmu

Di Saat Fitnah Merajalela

Allah ta’ala berfirman,

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Berhati-hatilah kalian dari suatu ‘fitnah’ yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim di antara kalian saja. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah maha keras hukuman-Nya.” (QS. al-Anfaal: 25)

Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah berkata,

يقول تعالى ذكره للمؤمنين به وبرسوله: “اتقوا”، أيها المؤمنون “فتنة”، يقول: اختبارًا من الله يختبركم، وبلاء يبتليكم “لا تصيبن”، هذه الفتنة التي حذرتكموها “الذين ظلموا”، وهم الذين فعلوا ما ليس لهم فعله، إما إجْرام أصابوها، وذنوب بينهم وبين الله ركبوها. يحذرهم جل ثناؤه أن يركبوا له معصية، أو يأتوا مأثمًا يستحقون بذلك منه عقوبة

“Allah ta’ala dzikruhu menyatakan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan kepada rasul-Nya: Hati-hatilah kalian, wahai orang-orang yang beriman, akan suatu fitnah. Maksudnya adalah suatu cobaan dari Allah untuk menguji kalian dan datangnya musibah yang menjadi cobaan untuk kalian. Yang itu tidaklah menimpa –maksudnya adalah fitnah yang diperingatkan kepada kalian- khusus kepada orang-orang yang zalim. Yang dimaksud dengan orang zalim adalah orang-orang yang melakukan sesuatu yang tidak boleh mereka lakukan, baik dengan bentuk melakukan kejahatan, atau dengan berbuat kemaksiatan antara diri mereka dengan Allah. Allah jalla tsana’uhu memperingatkan mereka agar tidak tenggelam dalam kedurhakaan kepada-Nya atau melakukan dosa yang membuat mereka berhak untuk mendapatkan hukuman dari-Nya.” (Jami’ al-Bayan [13/473] asy-Syamilah)

al-Baghawi rahimahullah berkata,

وقال ابن زيد: أراد بالفتنة افتراق الكلمة ومخالفة بعضهم بعضا

“Ibnu Zaid berkata: Yang dimaksud dengan fitnah adalah perpecah-belahan dan perselisihan yang terjadi di antara mereka.” (Ma’alim at-Tanzil [3/346] asy-Syamilah)

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata,

قال ابن أبي طلحة عن ابن عباس : في هذه الآية ، أمر الله المؤمنين أن لا يُقِرُّوا المنكر بين أظهرهم ، فيعمهم الله بالعذاب . وقال مجاهد : هذه الآية لكم أيضاً

“Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas mengenai makna ayat ini, beliau berkata: ‘Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman –semua- agar mereka tidak membiarkan kemungkaran merajalela di tengah-tengah mereka karena hal itu akan menyebabkan Allah meratakan azab kepada mereka’. Mujahid mengatakan: ‘Ayat ini juga berlaku bagi kalian.’.” (Zaad al-Masiir [3/98] asy-Syamilah)

Dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ

“Beribadah di saat harj -berkecamuknya fitnah- laksana berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim)

an-Nawawi rahimahullah berkata,

الْمُرَاد بِالْهَرْجِ هُنَا الْفِتْنَة وَاخْتِلَاط أُمُور النَّاس . وَسَبَب كَثْرَة فَضْل الْعِبَادَة فِيهِ أَنَّ النَّاس يَغْفُلُونَ عَنْهَا ، وَيَشْتَغِلُونَ عَنْهَا ، وَلَا يَتَفَرَّغ لَهَا إِلَّا أَفْرَاد .

“Yang dimaksud dengan harj di sini adalah fitnah dan kesimpangsiuran urusan manusia. Sebab banyaknya keutamaan beribadah di saat itu adalah karena manusia lalai darinya dan disibukkan dengan perkara lain sehingga meninggalkannya serta tidak ada yang bersungguh-sungguh melakukannya kecuali beberapa gelintir orang saja.” (al-Minhaj [9/339] asy-Syamilah)

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata,

ووجه تمثيله بالهجرة أن الزمن الأول كان الناس يفرون فيه من دار الكفر وأهله إلى دار الإيمان وأهله فإذا وقعت الفتن تعين على المرء أن يفر بدينه من الفتنة إلى العبادة ويهجر أولئك القوم وتلك الحالة وهو أحد أقسام الهجرة

“Sisi kemiripan hal itu dengan hijrah adalah di masa yang pertama -masa Nabi- maka umat manusia dahulu meninggalkan negeri kufur dan penduduknya menuju negeri iman dan penduduknya. Maka apabila terjadi fitnah wajib di saat itu bagi setiap orang untuk pergi membawa agamanya dari gejolak fitnah menuju ketaatan beribadah serta menjauhi kelompok orang-orang yang larut dalam fitnah itu serta keadaan yang buruk itu. Sementara hal itu adalah termasuk salah satu kategori hijrah.” (al-Kaba’ir, hal 202. Lihat juga perkataan Ibnul Arabi yang dinukil dalam Faidh al-Qadir [4/490] asy-Syamilah)

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menjelaskan bahwa hakekat ibadah itu adalah, “Menjalankan ketaatan kepada Allah dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.” (lihat Syarh al-Jami’ li ‘Ibadatillahi Wahdah, hal. 16). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga telah menjelaskan dengan ungkapannya yang sangat populer bahwa ibadah itu adalah ‘segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah, berupa ucapan maupun perbuatan, yang lahir/tampak maupun yang batin/tersembunyi.’ (lihat kitab beliau al-‘Ubudiyah). Dari sini kita mengetahui bahwa standar ibadah adalah kecintaan Allah. Semakin dicintai suatu perkara/amalan di sisi Allah maka semakin tinggi kedudukan amalan tersebut di dalam agama yang mulia ini.

Dari sini kita bisa memetik pelajaran –wallahu a’lam- bahwa di tengah berkecamuknya fitnah di antara kaum muslimin -dalam bentuk apa saja- maka yang wajib bagi mereka lakukan pertama kali adalah kembali kepada Allah dan merenungkan -berdasarkan dalil-dalil syari’at- mengenai tindakan apakah yang paling Allah cintai bagi mereka ketika fitnah itu telah melanda. Bukan dengan kembali kepada hawa nafsu dan perasaan mereka. Ingatlah, bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itulah hawa nafsu, meskipun ia dibungkus dengan ayat-ayat dan hadits-hadits!

Di tengah tersebarnya berita-berita tidak jelas -apalagi terkait dengan pribadi para ulama ataupun pemerintah-, maka wajib bagi para pemuda untuk menahan lisan dan jari-jari mereka agar tidak berbicara ataupun menyebarkan tulisan mengatasnamakan agama yang mulia ini kecuali dengan dalil dan berlandaskan berita yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ta’ala. Ingatlah, nasehat Muhammad bin Sirin rahimahullah yang dinukil oleh Imam Muslim rahimahullah dalam mukadimah shahihnya, “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.” Semoga Allah merahmati orang yang mengetahui kadar dirinya…

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
READ MORE - Di Saat Fitnah Merajalela

Adab-adab Dalam Bercanda

Berkelakar atau bercanda merupakan hal lumrah yang dilakukan manusia. Bahkan, kadang berkelakar sudah menjadi semacam ‘bumbu’ dalam setiap pembicaraan. Namun, adakalanya kita menemui seseorang yang berlebihan dalam bercanda dan tertawa, dan di lain pihak ada pula seseorang yang selalu bermuka kelam tanpa dihiasi garis-garis senyum di bibirnya. Islam adalah agama pertengahan (wasath) antara dua kebathilan. Selain itu Islam juga merupakan agama yang komplit, yang mengatur segala sesuatu sampai dengan buang hajat dengan segala adabnya. Lalu,… bagaimana Islam membicarakan fiqh dalam bercanda ?

Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bercanda ketika memanggil shahabatnya :

يَا ذَا اْلأُذُنَيْن

“Hai yang mempunyai dua telinga “ 1

Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam juga pernah berkata kepada seorang perempuan tua : “Tidak ada perempuan tua yang masuk surga”. Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam membaca ayat :

إِنَّا أَنشَأْنَاهُنَّ إِنشَاء
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan “ (Al-Waaqi’ah : 35-36) 2

Dari Anas radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, bawalah aku jalan-jalan”. Beliau berkata : “Kami akan membawamu berjalan-jalan menaiki anak unta”. Laki-laki itu pun menukas : “Apa yang bisa kuperbuat dengan anak unta?”. Beliau berkata : “Bukankah setiap unta adalah anak ibunya?”. 3

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa ia berkata : “Orang-orang bertanya : ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau juga mengajak kami bercanda?’. Beliau menjawab : ‘Ya, tapi aku hanya mengatakan sesuatu apa adanya (tanpa berdusta)“4 .

Dari beberapa riwayat tentang kelakar/bercandanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam terkumpul padanya 3 (tiga) perkara :

1. Tidak berdusta / tidak mengada-ada.

2. Dilakukan terhadap wanita, anak-anak, dan kalangan pria yang lemah yang butuh bimbingan.

3. Jarang dilakukan (kadang-kadang).

Tiga perkara di atas hendaknya diperhatikan oleh kaum muslimin – baik bagi orang awam, para da’i, dan para pemimpin – dalam bermuamalah terhadap sesama. Tidak halal hukumnya sengaja melucu dengan hal-hal kedustaan agar manusia tertawa karenanya. Merupakan musibah di masyarakat ketika profesi pelawak menjadi sangat laris di masyarakat. Hendaknya mereka bertaubat kepada Allah ta’ala dan meninggalkannya, sebab rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengancam mereka (yang melucu dengan dusta agar orang-orang tertawa) dengan sabdanya :

ويل للذي يحدث فيكذب ليضحك به القوم ويل له ويل له

“Neraka Wail bagi orang yang berbicara lalu berdusta untuk melucu (membuat orang tertawa); neraka Wail baginya, neraka Wail baginya “ 5.

Dengan demikian, berlebihan dalam kelakar dan terus-terusan dengannya adalah terlarang, karena hal itu akan menjatuhkan kehormatan dan menumbuhkan dendam serta kemarahan. Adapun kalau sedikit, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka hal itu mengandung kebaikan jiwa. Dan terakhir, tersisa nasihat emas dari Imam Dzahabi rahimahullah bagi kita semua, dengan perkataannya : “…hendaknya mereka membatasi diri dan hendaknya mereka mencela diri sendiri sehingga jiwanya tidak goyah. Sementara bagi mereka yang berwajah kusam masam, hendaknya mereka tersenyum dan memperelokkan akhlaqnya, serta harus marah kepada diri sendiri karena kejelekan akhlaqnya. Setiap penyimpangan yang keluar dari rel penyimpangan adalah tercela. Sehingga jiwa itu perlu dididik dan dibenahi” 6

—————————-

Catatan kaki :

1. HR. Tirmidzi dalam Syamail 225 dan Sunan-nya 1992, 3828; Abu Dawud no. 5002; dan Ahmad 3/117, 127. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 4182.

2. HR. Tirmidzi dalam Syamail 240 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ghayatul-Maram 375.

3. HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya dalam kitab Al-Adab – 92 bab Riwayat tentang Bersendau-Gurau hadits no. 3998 (V : 270) dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III : 943 no. 4180. Dikeluarkan juga oleh At-Tirmidzi dalam kitab Al-Birr – 57 bab Riwayat tentang Bersendau-Gurau hadits no. 1992 (VI : 207).

4. HR. Tirmidzi dalam kitab Al-Birr wash-Shilah – 57 bab Riwayat tentang Sendau-Gurau 1991; dan beliau berkata : “Hadits ini hasan shahih”.

5. HR. Abu Dawud dalam kitab Al-‘Adab – 88, bab Ancaman Keras terhadap Dusta; hadits no. 3990 dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud III : 942 no. 4175.

6. Siyaaru A’lamin-Nubalaa’ X/140, 141.
READ MORE - Adab-adab Dalam Bercanda

Catatan Seorang Istri Sholehah

Suamiku ………

Terimakasih Kau Selalu Menemaniku .....



Sepekan berlalu setelah kelahiran putri kedua kita. Aku begitu bahagia, Allah memberikan amanah baru bagi kita. Seorang anak yang selama 7 bulan berada dirahimku, dimana kulalui malam demi malam dalam kontraksi panjang dan sakit pinggang.



Masih jelas kuingat wajah cemasmu saat menemaniku berjuang menghadirkan bayi kecil kita. Ada tatapan penuh cinta yang terpancar darimu, tatapan yang membuatku tegar saat aku harus menerima kenyataan bahwa bayi kecil kita lahir premature.



Genggaman tanganmulah yang meyakinkanku bahwa kita mampu menjadi orangtua hebat untuk seorang bayi yang kuat. Saat aku tak mampu menahan laju air mataku, engkaulah yang dengan cinta menghapusnya perlahan.



Suamiku, aku sadar betapa lemahnya aku tanpamu. Disaat aku tak memiliki kekuatan untuk bertahan, aku selalu memohon pada-Nya untuk menghadirkan kekuatan baru melaluimu. Dan…setelah satu setengah tahun mengarungi samudera hidup bersamamu, aku semakin yakin akan tanda-tanda kekuasaan-Nya.



Terimakasih untuk semua cinta yang kau hadirkan dalam hidupku. Sungguh aku tak pernah mencintai seseorang seperti aku mencintaimu sebelumnya.



Terimakasih untuk setiap kesabaran dan ketegaran yang kau hadirkan dalam rumah tangga kita. Meski aku tahu, kau pun laki-laki biasa yang kadang dapat lelah mengemudikan bahtera kita. Jangan pernah takut untuk berhenti sejenak dan mengumpulkan kekuatan baru, sayang. Karena aku akan selalu menemanimu, percayalah!



Terimakasih, karena kau telah menjadikan aku wanita yang seutuhnya. Kau menjadikan aku, ibu dari putri – putri kita yang menggemaskan. Aku berjanji akan mendidik mereka untuk selalu taat pada Rabb kita. Kekuatan Tertinggi Cinta kita.





Jika aku harus memilih memiliki tubuh langsing seperti sebelum menikah atau berperut buncit karena mengandung anak kita. Maka aku akan memilih untuk mengandung, karena disaat itulah aku rasakan kekuatan untuk melindungi dan mencintai..



Jika aku harus memilih memiliki payudara indah seperti para model atau payudara yang membengkak karena air susu. Maka aku akan memilih payudara membengkak yang mampu memberi kehidupan. Karena disanalah aku belajar untuk berkorban dan memberi kehidupan.



Jika aku harus memilih untuk melahirkan sesar atau berjuang untuk melahirkan. Maka aku akan memilih untuk berjuang sekuat tenaga melahirkan anak kita. Karena menunggu kelahiran anak kita dari menit ke menit, yang begitu menyakitkan adalah seperti menunggu antrian menuju Jannah-Nya. Sehingga ketika bayi kecil kita terlahir dengan Asma Allah, para malaikat pun tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit.



Jika aku harus memilih hidup tanpa beban dan bebas seperti saat aku belum menikah atau hidup dengan segala keterbatasan bersamamu dan buah cinta kita. Maka aku akan memilih untuk selalu bersamamu.



Percayalah, aku tak pernah menyesali keputusan untuk menikah denganmu diusia dini, bahkan sebelum aku berhasil merampungkan kuliahku. Aku tak pernah menyesal memilih seorang laki-laki sederhana untuk menjadi Qowwam dalam rumahtangga. Karena laki- laki sederhana itu menghadirkan banyak cinta untukku.



Tetaplah bersamaku mengarungi bahtera ini, karena akan begitu banyak ombak yang akan menghadang lajunya. Tetaplah menggenggam tanganku dalam keyakinan berpasrah atas setiap ketentuan-Nya. Tetaplah mencintaiku dengan cinta yang tiada pernah ingkar…



Aku begitu bahagia menjadi istrimu….

(Ketika harapan baru lembaran kehidupan kembali terbuka) 

READ MORE - Catatan Seorang Istri Sholehah

Sebagian Tanda-tanda Kiamat...

1. Penaklukan Baitulmuqaddis. Dari Auf b. Malik r.a.,
katanya, "Rasulullah s. a. w. telah
bersabda:"Aku menghitung enam perkara menjelang hari
kiamat."Baginda menyebutkan
salah satu di antaranya, yaitu penaklukan
Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari
2. Zina merajalela."Dan tinggallah manusia-manusia
yang buruk, yang seenaknya
melakukan persetubuhan seperti himar (keldai).
Maka pada zaman mereka inilah kiamat
akan datang." - Sahih Muslim
3. Merajalela alat musik."Pada akhir zaman akan
terjadi tanah runtuh, rusuhan dan
perubahan muka."Ada yang bertanya kepada
Rasulullah;
"Wahai Rasulullah bila hal ini
terjadi?" Baginda menjawab;"Apabila telah
bermaharajalela bunyi-bunyian (musik) dan
penyanyi-penyanyi wanita" - Ibnu Majah
4. Menghias masjid dan membanggakannya. "Di antara
tanda-tanda telah dekatnya kiamat
ialah manusia bermegah-megahan dalam mendirikan
masjid" - Riwayat Nasai.
5. Munculnya kekejian, memutuskan kerabat dan
hubungan dengan tetangga tidak baik.
"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak
perbuatan dan perkataan keji, memutuskan
hubungan silaturahim dan sikap yang buruk dalam
tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim
6. Banyak orang soleh meninggal dunia."Tidak akan datang
hari kiamat sehingga Allah
mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama di
muka bumi, maka tiada yang tinggal
padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk
yang tidak mengetahui yang makruf dan
tidak mengingkari kemungkaran - Riwayat Ahmad
7. Orang hina mendapat kedudukan terhormat."Di
antara tanda-tanda semakin dekatnya
kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin
Luka'(orang yang bodoh dan hina). Maka
orang yang paling baik ketika itu ialah orang
yang beriman yang diapit oleh dua orang
mulia" -Riwayat Thabrani
8. Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya
saja."Sesungguhnya di antara
tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah
manusia tidak mau mengucapkan salam
kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja."
- Riwayat Ahmad
9. Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya
telanjang. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah r.a. "Di antara tanda-tanda telah
dekatnya hari kiamat ialah akan muncul
pakaian-pakaian wanita dan apabila mereka
memakainya keadaannya seperti telanjang."
Bulan sabit kelihatan besar."Di antara
tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah
menggelembung (membesarnya) bulan sabit." -
Riwayat Thabrani
10. Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan
berita."Pada akhir zaman akan muncul
pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu
dengan membawa berita-berita yang
belum pernah kamu dengar dan belum pernah
didengar oleh bapak-bapak kamu sebelumnya,
mereka tidak menyesatkanmu dan
memfitnahmu" - Sahih Muslim
11. Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian yang
benar."Sesungguhnya sebelum
datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu
dan disembunyikan kesaksian yang
benar" - Riwayat Ahmad
12. Negara Arab menjadi padang rumput dan
sungai."Tidak akan datang hari kiamat sehingga
negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan
sungai-sungai." - Sahih Muslim
READ MORE - Sebagian Tanda-tanda Kiamat...

Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa & Mengusapkan Wajah Setelahnya

Imam an Nawawy berkata di dalam kitab Al Majmu’: ”Sesungguhnya mengangkat kedua tangan saat berdoa adalah mustahab (lebih disukai)”, dengan dalil sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Anas r.a, beliau berkata:
“Sesungguhnya Nabi Muhammad Saw sholat istiqo’ dan mengangkat kedua tangan beliau, sedangkan di langit terdapat gumpalan awan. Kemudian awan itu naik ke atas yang serupa seperti burung dan beliau tidak turun dari mimbarnya, sampai saya melihat hujan bercucuran dari jenggot beliau”. (HR. Muslim, Bab Ad Du’afil Istiqo’ (897), HR Bukhori Bab Istiqo’ fi Masjidil Jami’ (1013)).
Di dalam riwayat Bukhori, “Rasulullah Saw mengangkat kedua tangan beliau untuk berdoa dan para sahabat mengangkat kedua tangan mereka bersama Rasulullah Saw untuk berdoa dan tidaklah kami keluar masjid sampai hujan turun. Dan kami masih dihujani sampai datang Jum’at berikutnya. Beliau menyebutkan kesempurnaan hadits”. (HR. Bukhori, Bab Rofun Nas Aydiyahum ma’al Imam fil Istiqo’ (1029)).
Dan ditetapkan pula mengangkat kedua tangan pada sholat Istiqo’ dari riwayat Jama’ah shohabi selain Anas r.a.
Dari Abu Utsman An Nahay dari Salman Al Farisi r.a, dari Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Alloh Maha Hidup dan Maha Mulia serta Maha Pemalu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya, kemudian Alloh menolaknya dalam keadaan kosong dan gagal harapan”. (HR. Abu Daud, Bab Doa (1488), HR. Al Baihaqi 2/211, Abu Daud berkata: Hadits ini Hasan.)
Dari Anas r.a, dalam kisah dibunuhnya para Qori’, beliau berkata: “Sungguh saya melihat Rasulullah Saw setiap sholat pagi beliau mengangkat kedua tangannya mendoakan mereka yaitu orang-orang Qori’ yang telah terbunuh”. (HR. Al Baihaqi 2/211 dengan isnad shohih hasan.)
Dari Aisyah r.anha, dalam haditsnya yang panjang yaitu ketika Nabi keluar di malam hari menuju Baqi’ untuk mendoakan ahlul Baqi’ agar memintakan ampun buat mereka. Aisyah berkata: “Beliau pergi ke Baqi’, kemudian mendirikan sholat dengan sholat yang panjang, kemudian mengangkat kedua tangannya 3 kali. Kemudian selesai dan beliau bersabda, “Sesungguhnya Jibril as mendatangiku dan berkata: “Sesungguhnya Rabb-mu menyuruhmu untuk mendatangi penduduk Baqi’ dan memintakan ampun untuk mereka”. HR Muslim Bab Man Yaqul ‘inda Duhulul Maqobir wad Du’a liahliha, 974, HR. Ahmad 6/221, An Nasai 4/91-93 Al Baihaqi 4/79.
Dari Umar bin Khattab r.a berkata: “Ketika hari Badar Rasulullah Saw melihat orang-orang musyrik dengan jumlah seribu personil, sedangkan shahabat beliau berjumlah tiga ratus sembilan belas laki-laki. Kemudia Rasulullah Saw menghadap kiblat dan mengulurkan kedua tangannya kemudian memanggil Rabb-nya dan berkata: “Ya Alloh penuhilah untukku apa yang kau janjikan kepadaku, Ya Alloh berikanlah apa yang kau janjikan kepadaku”. Dan beliau masih memanggil Rabb-nya dengan mengulurkan kedua tangannya sampai selendangnya jatuh dari bahunya”. (HR. Muslim dalam Al Jihad, Bab Al Imdad bil malaikah fi gozwatil badar (1763), Al Baihaqi 6/321, At-Tirmidzi (3081), Ahmad 1/30, Abu Daud (2690)).
Dari Anas r.a berkata: Rasulullah Saw mendatangi Khaibar pada waktu pagi, kemudian Nabi mengangkat kedua tangannya dan berkata: “Alloh Maha Besar, ya Alloh runtuhkanlah Khaibar”. (HR. Bukhori (3647)).
Dari Abu Musa Al Asyari r.a berkata: Setelah Nabi selesai dari Khaibar Nabi mengutus Abu Amir untuk masuk kedalam pasukan menuju Awthos. Dan disebutkan di dalam hadits, sesungguhnya Abu Amir r.a telah syahid, sebelumnya beliau berkata kepada Abu Musa, “Wahai anak saudaraku, Nabi telah menyuruhku. Maka katakan untuk beliau: Mintakanlah ampun untukku”, kemudian Abu Amir meninggal dunia. Abu Musa berkata: “Maka saya mendatangi Nabi kemudian saya kabari beliau kemudian beliau berdoa dengan air, kemudian wudhu dan mengangkat kedua tangannya dan bersabda: “Ya Alloh, ampunilah hamba-Mu Abu Amir”. Dan saya melihat putihnya kedua ketiak beliau, kemudian beliau bersabda: “Ya Alloh jadikanlah pada hari kiamat ia diatas ciptaan-Mu dan di atas manusia”. Maka saya berkata: Dan untukku ya Rasulullah? Maka Rasulullah memintakan ampun dan bersabda: “Ya Alloh ampunilah Abdullah bin Qoys dosa-dosanya, dan masukkanlah ia pada hari kiamat ke dalam tempat yang mulia”. (HR. Bukhori, fil jihad bab Nafus sahmi minal badar (2884). HR. Muslim, fi fahhlish shahabah bab fadhoil Abi Musa dan Abu Amir (2498), Al Baihaqi, fi Dalallin Nubuwah, 5/152-153).
Dari Aisyah r.anha berkata: “Saya melihat Rasulullah mengangkat kedua tangannya sampai tampak ketiak beliau saat berdoa, mendoakan kepulangan Utsman”. (HR. Bukhori, fi Kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih.)
Dari Abu Utsman berkata: “Adalah Umar bin Khattab mengangkat kedua tangannya pada waktu qunut”. (HR. Bukhori, fi Kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih.)
Dari Al Aswad berkata: “Sesungguhnya Ibnu Mas’ud r.a mengangkat kedua tangannya saat qunut”. (HR. Bukhori, fi Kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih.)
Imam An Nawawy berkata: “Hadits-hadits di atas diambil dari hadits Aisyah, Imam Bukhori yang meriwayatkannya fi Kitab Roful Yadain dengan sanad yang shohih, kemudian Imam Bukhori berkata pada akhirnya: Hadits ini shohih dari Rasulullah Saw dan sahabat-sahabat beliau” (Majmu’ Sahrul Muhazab, juz 3 hal. 472).

Ibnu Abdis Salam:
Beliau berkata setelah melarang seseorang yang mengusap wajahnya usai berdoa di luar sholat, “Tidak ada yang melakukan kecuali orang jahil (bodoh)”.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah:
Ketika ditanya tentang hukum mengangkat tangan saat berdoa dan mengusap wajah setelahnya, beliau menjawab: “Bahwa Nabi mengangkat kedua tangan beliau saat berdoa, maka dalam hal ini banyak terdapat pada hadits-hadits yang shohih. Adapun mengusap wajah dengan kedua tangan beliau (setelahnya), maka tidaklah ada kecuali satu atau dua hadits, dan kedua-duanya lemah (tidak bisa dijadikan hujjah)”. Wallahu‘alam.
Jadi kita disunnahkan mengangkat kedua tangan saat berdoa tetapi jangan mengusapkan kedua tangan ke wajah setelahnya, karena tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Saw.
READ MORE - Hukum Mengangkat Tangan Ketika Berdoa & Mengusapkan Wajah Setelahnya

Macam-macam Syirik

Saudaraku, setelah di edisi kemarin kita dapat mengetahui hakikat kesyirikan maka kini kami ingin menjelaskan mengenai macam-macam syirik. Syirik tidak hanya menyembah berhala, menyembah selain-Nya namun riya’ juga merupakan syirik. Dengan demikian marilah saudaraku kita simak penjelasan di bawah ini.


Pembagian syirik ada berbagai macam tergantung dikelompokkan pada kelompok yang mana.

1. Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Ta’ala

a. Syirik di dalam Rububiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan atau mematikan dan lainnya dari sifat-sifat rububiyyah.

b. Syirik di dalam Uluhiyyah

Yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan madharat atau manfaat, memberikan syafaat tanpa izin Allah, dan lainnya yang termasuk sifat-sifat uluhiyyah.

c. Syirik di dalam Asma’ wa Sifat

Yaitu seorang meyakini bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah ta’alla miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb kita yang Maha Suci.

2. Syirik Menurut Kadarnya

a. Syirik Akbar (besar)

Yaitu syirik dalam keyakinan, dan hal ini mengeluarkan pelakunya dari agama islam.

- Syirik dalam berdoa

Adalah merendahkan diri kepada selain Allah dengan tujuan untuk istighatsah dan isti’anah kepada selain-Nya.

- Syirik dalam niat, kehendak dan maksud

Adalah manakala melakukan ibadah tersebut semata-mata ingin dilihat orang atau untuk kepentingan dunia semata.

- Syirik dalam keta’atan

Yaitu menjadikan sesuatu sebagai pembuat syariat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala atau menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam menjalankan syariat dan ridho atas hukum tersebut.

- Syirik dalam kecintaan

Adalah mengambil makhluk sebagai tandingan bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Menyetarakan kecintaan makhluk dengan Allah.

b. Syirik Ashghar (kecil)

Yaitu riya’, hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam, akan tetapi pelakunya wajib untuk bertaubat. Akan tetapi bukan hanya riya’ saja yang termasuk syirik Ashgar. Riya’ termasuk Syirik Ashghar namun tidak semua Syirik Ashghar hanya berupa riya’.

c. Syirik Khafi (tersembunyi)

Yaitu seorang beramal dikarenakan keberadaan orang lain, hal ini pun termasuk riya’, dan hal ini tidak mengeluarkan pelakunya dari agama islam sebagaimana anda ketahui, namun pelakunya wajib bertaubat.

3. Syirik Menurut Letak Terjadinya

a. Syirik I’tiqodi

Syirik yang berupa keyakinan, misalnya meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan kita dan memberi rizki pada kita namun di sisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam, kita berlindung kepada Allah dari hal ini.

b. Syirik Amali

Yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih untuk selain Allah, dan bernazar untuk selain Allah dan lainnya.

c. Syirik Lafzhi

Yaitu setiap lafazh yang dihukumi oleh syari’at islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah dengan selain nama Allah, seperti perkataan sebagian orang, “Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau”, dan “Aku bertawakal kepadamu”, “Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan begini dan begitu”, dan lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.

Dengan mengetahui beberapa kategori syirik diatas dapat membantu kita untuk menghindarinya agar tidak terjatuh dalam kesyirikan dalam bentuk apapun dan cara bagaimana pun. Semoga kita semua bisa terhindar dari syirik tersebut di manapun dan kapan pun jua. Wallohu a’lam bishowab.

Maraji’:
Penjelasan Al-Qaul Al-Mufid fii Adillati At-Tauhid (terj)

***
READ MORE - Macam-macam Syirik

Mendidik Dengan Cinta dan Kasih Sayang

Mendidik dengan Kasih Sayang. Kasih sayang merupakan komponen dasar yang utama dalam proses pendidikan dan pembentukan karakter atau akhlak anak. Seorang guru yang memiliki rasa kasih sayang yang besar akan sangat mencintai profesinya dibandingkan dengan seorang guru yang lebih berorientasi terhadap uang. Demikian juga murid yang dididik dengan rasa kasih sayang akan merasa betah dan lebih cepat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan kepadanya.

Orang tua yang selalu mendidik anak-anaknya dengan rasa cinta dan kasih sayang akan membuat suasana belajar dalam rumah tangga menjadi sangat menyenangkan bagi anak. Anak tidak pernah bosan untuk meyerap setiap pelajaran yang diberikan. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk menawan hati anak dan memenangkan kepercayaannya selain dari mengembangkan rasa cinta dan kasih sayang oleh orang tuanya.


Dengan cinta dan kasih sayang suasana rumah akan menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi anak dan seluruh penghuninya. Sehingga rumah menjadi tempat tinggal dan berkumpulnya seluruh kegembiraan, kedamaian dan kesopanan. Rumah yang dipenuhi dengan sinar cinta dan kasih sayang akan menjadi tempat kejujuran dan segala sifat kebaikan dan kebahagiaan tinggal.

Anak akan belajar mengasihi apabila di rumah kedua orang tuanya hidup dalam suasana penuh cinta kasih sayang. Dengan pelajaran cinta kasih yang diterimanya di rumah anak akan menjadi anak yang lembut dan penurut. Apabila anak dibesarkan dalam suasana rumah yang penuh dengan kebencian dan kedengkian akan melahirkan watak yang gampang tersinggung dan cepat marah, hidupnya akan selalu dipenuhi oleh rasa dendam yang pada akhirnya akan merugikan anak itu sendiri dimasa dewasanya.

Orang tua yang bijaksana tidak harus memperlihatkan kesusahan hidup yang dihadapinya pada anaknya karena kesusahan itu merupakan beban yang mungkin terlalu berat bagi anak dan dengan memperlihatkan kesusahan hidup kepada anak tidak akan mengurangi beban kesusahan itu sendiri, tapi malah membawa akibat yang buruk dikemudian hari pada anak. Anak akan tumbuh menjadi manusia yang tidak memilki kepercayaan diri yang cukup dalam menghadapi kehidupannya sendiri dimasa dewasanya.

Tidak sedikit orang tua yang salah menerapkan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarganya. Tatapan mata penuh cinta kasih, belaian dan perbuatan serta obrolan dirumah memang perlu dan mutlak dilakukan, tapi kebanyakan orang tua lupa bahwa cinta dan kasih sayang tersebut membutuhkan penegasan dan kepastian yang tegas. Rasa cinta dan kasih sayang itu harus diucapkan dengan kata-kata yang mendidik, sehingga anak mengerti dan memahami bahwa dirinya adalah bagian dari keluarganya. Anak akan memahami dan menyadari bahwa dia juga mempunyai hak dan kewajiban serta tanggungjawab dalam keluarga, sama seperti anggota keluarga lainnya.

Jangan biarkan anak hidup dan terombang ambing dengan perasaannya sendiri tentang posisinya dalam keluarga. Penegasan bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga itu akan menumbuhkan kesadaran dan rasa memilki sehingga anak akan dengan sukarela menjaga dan merawat serta memelihara tatanan komunikasi yang dipenuhi cinta kasih yang telah dibangun dan dipelihara orang tuanya.

Seringkali orang tua dibuat pusing oleh sikap anaknya yang cendrung enggan membereskan dan merapikan kembali mainan setelah dipergunakan. Apabila kebiasaan tersebut dibiarkan sampai anak menjadi besar dan dewasa, dia akan cendrung meninggalkan setiap peralatan kerja yang telah dipakainya disembarang tempat sebelum kemudian hilang.

Kebiasaan buruk tidak mau atau enggan membereskan atau merapikan kembali mainan setelah dipakai, merupakan ujud dari tingkat kesadaran anak terhadap kepemilikan mainannya. Ketika anak memahami dan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari keluarga dan bagian dari kepemilikan setiap benda yang berada dalam rumah tentunya dengan kesadarannya sebagai anak dia akan turut menjaga dan merawatnya

Orang tua yang kurang bijaksana dalam mengungkapkan rasa cintanya terhadap anak cendrung akan membereskan dan merapikan sendiri mainan anak yang berserakan, bahkan sebagiannya lagi disertai dengan omelan dan gerutuan yang tidak dimengerti oleh anak. Sikap orang tua yang demikian akan menggiring anak untuk bersikap acuh terhadap lingkungannya. Anak akan kehilangan rasa kepeduliannya terhadap sesama. Dia akan kehilangan rasa cinta dan kasih sayang dalam dirinya dan tumbuh menjadi manusia yang egois, keras kepala, sadis dan maunya menang sendiri.

Memberikan pengertian dengan bahasa cinta yang jelas dan beradab akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang lembut dan penuh tanggungjawab. Anak akan mudah memahami lingkungannya dan enak diajak berkomunikasi, sehinga pada akhirnya setelah dia dewasa kelak dia akan tumbuh menjadi manusia yang keberadaanya diakui sebagai pemberi dan penebar kasih sayang yang jadi panutan bagi sesamanya

Cara terbaik mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada anak disamping selalu memenuhi rumah dengan aura cinta dan kasih sayang yang nyaman adalah dengan memberi kesempatan kepada anak untuk melihat rasa cinta dan kasih sayang yang manis yang diberikan orang tua mereka terhadap nenek dan kakek mereka. Dengan cara itu anak akan terbimbing jiwanya untuk mengikuti rasa cinta dan manisnya kasih sayang yang diberikan dan diperlihatkan orang tuanya terhadap ibu bapak mereka. Anak akan terbimbing hatinya untuk memahami bahwa “ sesungguhnya ridha Allah itu terletak pada keridhaan orang tua “ ( Al-Quran ).
READ MORE - Mendidik Dengan Cinta dan Kasih Sayang

Sebab-sebab Penyimpangan Aqidah (penting !!)

Oleh: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Penyimpangan dari aqidah yang benar adalah sumber petaka dan bencana. Seseorang yang tidak mempunyai aqidah yang benar maka sangat rawan termakan oleh berbagai macam keraguan dan kerancuan pemikiran, sampai-sampai apabila mereka telah berputus asa maka mereka pun mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat mengenaskan yaitu dengan bunuh diri. Sebagaimana pernah kita dengar ada remaja atau pemuda yang gantung diri gara-gara diputus pacarnya.

Begitu pula sebuah masyarakat yang tidak dibangun di atas fondasi aqidah yang benar akan sangat rawan terbius berbagai kotoran pemikiran materialisme (segala-galanya diukur dengan materi), sehingga apabila mereka diajak untuk menghadiri pengajian-pengajian yang membahas ilmu agama mereka pun malas karena menurut mereka hal itu tidak bisa menghasilkan keuntungan materi. Jadilah mereka budak-budak dunia, shalat pun mereka tinggalkan, masjid-masjid pun sepi seolah-olah kampung di mana masjid itu berada bukan kampungnya umat Islam. Alangkah memprihatinkan, wallaahul musta’aan [1]

Oleh karena peranannya yang sangat penting ini maka kita juga harus mengetahui sebab-sebab penyimpangan dari aqidah yang benar.

Di antara penyebab itu adalah:

1. Bodoh terhadap prinsip-prinsip aqidah yang benar.

Hal ini bisa terjadi karena sikap tidak mau mempelajarinya, (tidak mau mengamalkannya), tidak mau mengajarkannya, atau karena begitu sedikitnya perhatian yang dicurahkan untuknya. Ini mengakibatkan tumbuhnya sebuah generasi yang tidak memahami aqidah yang benar dan tidak mengerti perkara-perkara yang bertentangan dengannya, sehingga yang benar dianggap batil dan yang batil pun dianggap benar.

Hal ini sebagaimana pernah disinggung oleh Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu,

“Jalinan agama Islam itu akan terurai satu persatu, apabila di kalangan umat Islam tumbuh sebuah generasi yang tidak mengerti hakikat jahiliyah.”

2. Ta’ashshub (fanatik)

Yakni Ta'ash-shub kepada nenek moyang dan tetap mempertahankannya meskipun hal itu termasuk kebatilan, dan meninggalkan semua ajaran yang bertentangan dengan ajaran nenek moyang walaupun hal itu termasuk kebenaran. Keadaan ini seperti keadaan orang-orang kafir yang dikisahkan Allah di dalam ayat-Nya,

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah wahyu yang diturunkan Tuhan kepada kalian!’ Mereka justru mengatakan, ‘Tidak, tetapi kami tetap akan mengikuti apa yang kami dapatkan dari nenek-nenek moyang kami’ (Allah katakan) Apakah mereka akan tetap mengikutinya meskipun nenek moyang mereka itu tidak memiliki pemahaman sedikit pun dan juga tidak mendapatkan hidayah?” (QS. Al Baqarah: 170)

3. Taqlid Buta

Hal ini terjadi dengan mengambil pendapat-pendapat orang dalam permasalahan aqidah tanpa mengetahui landasan dalil dan kebenarannya. Inilah kenyataan yang menimpa sekian banyak kelompok-kelompok sempalan seperti kaum Jahmiyah, Mu’tazilah dan lain sebagainya. Mereka mengikuti saja perkataan tokoh-tokoh sebelum mereka padahal mereka itu sesat. Maka mereka juga ikut-ikutan menjadi tersesat, jauh dari pemahaman aqidah yang benar.

4. Ghuluw (berlebih-lebihan)

(Khususnya, ghuluw) dalam menghormati para wali dan orang-orang saleh. Mereka mengangkatnya melebihi kedudukannya sebagai manusia. Hal ini benar-benar terjadi hingga ada di antara mereka yang meyakini bahwa tokoh yang dikaguminya bisa mengetahui perkara gaib, padahal ilmu gaib hanya Allah yang mengetahuinya.

Ada juga di antara mereka yang berkeyakinan bahwa wali yang sudah mati bisa mendatangkan manfaat, melancarkan rezeki dan bisa juga menolak bala dan musibah. Jadilah kubur-kubur wali ramai dikunjungi orang untuk meminta-minta berbagai hajat mereka. Mereka beralasan hal itu mereka lakukan karena mereka merasa sebagai orang-orang yang banyak dosanya, sehingga tidak pantas menghadap Allah sendirian. Karena itulah mereka menjadikan wali-wali yang telah mati itu sebagai perantara.

Padahal perbuatan semacam ini jelas-jelas dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kubur-kubur para nabi mereka sebagai masjid/tempat ibadah.” [2]

Beliau memperingatkan umat agar tidak melakukan sebagaimana apa yang mereka lakukan Kalau kubur nabi-nabi saja tidak boleh lalu bagaimana lagi dengan kubur orang selain Nabi ?

5. Lalai

(Yakni) Lalai dari merenungkan ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun qur’aniyah. Ini terjadi karena terlalu mengagumi perkembangan kebudayaan materialistik yang digembar-gemborkan orang barat. Sampai-sampai masyarakat mengira bahwa kemajuan itu diukur dengan sejauh mana kita bisa meniru gaya hidup mereka. Mereka menyangka kecanggihan dan kekayaan materi adalah ukuran kehebatan, sampai-sampai mereka terheran-heran atas kecerdasan mereka.

Mereka lupa akan kekuasaan dan keluasan ilmu Allah yang telah menciptakan mereka dan memudahkan berbagai perkara untuk mencapai kemajuan fisik semacam itu. Ini sebagaimana perkataan Qarun yang menyombongkan dirinya di hadapan manusia,

إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِنْدِي

“Sesungguhnya aku mendapatkan hartaku ini hanya karena 'ilmu yang kumiliki.” (QS. Al Qashash: 78).

Padahal apa yang bisa dicapai oleh manusia itu tidaklah seberapa apabila dibandingkan kebesaran alam semesta yang diciptakan Allah Ta’ala.

Allah berfirman,

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

“Allah lah yang menciptakan kamu dan perbuatanmu.” (QS. Ash Shaffaat: 96)

6. Tidak adanya bimbingan agama yang benar

Kebanyakan rumah tangga telah kehilangan bimbingan agama yang benar. Padahal peranan orang tua sebagai pembina putra-putrinya sangatlah besar. Hal ini sebagaimana telah digariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَا مِنْ مَوُلُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتِجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ؟

"Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Seperti hewan melahirkan anaknya yang sempurna, apakah kalian melihat darinya buntung (pada telinga)?" [3]

Kita dapatkan anak-anak telah besar di bawah asuhan sebuah mesin yang disebut televisi. Mereka tiru busana artis idola, padahal busana sebagian mereka itu ketat, tipis dan menonjolkan aurat yang harusnya ditutupi. Setelah itu mereka pun lalai dari membaca Al Qur’an, merenungkan makna-maknanya dan malas menuntut ilmu agama.

7. Tersibukkan dengan media informasi dan penyiaran

Kebanyakan media informasi dan penyiaran melalaikan tugas penting yang mereka emban. Sebagian besar siaran dan acara yang mereka tampilkan tidak memperhatikan aturan agama. Ini menimbulkan fasilitas-fasilitas itu berubah menjadi sarana perusak dan penghancur generasi umat Islam. Acara dan rubrik yang mereka suguhkan sedikit sekali menyuguhkan bimbingan akhlak mulia dan ajaran untuk menanamkan aqidah yang benar.

Hal itu muncul dalam bentuk siaran, bacaan maupun tayangan yang merusak. Sehingga hal ini menghasilkan tumbuhnya generasi penerus yang sangat asing dari ajaran Islam dan justru menjadi antek kebudayaan musuh-musuh Islam. Mereka berpikir dengan cara pikir aneh, mereka agungkan akalnya yang cupet, dan mereka jadikan dalil-dalil Al Qur’an dan Hadits menuruti kemauan berpikir mereka. Mereka mengaku Islam akan tetapi menghancurkan Islam dari dalam. [4]

--

Maraji':

- Potongan dari artikel muslim.or.id: Akidah Dalam Kehidupan Insan

--

Catatan Kaki:

1. Disadur dari At Tauhid Li Shaffil Awwal Al ‘Aali, hal. 12

2. HR. Muslim, no. 530, dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha

3. Hadits diriwayatkan oleh Al-Imam Malik rahimahullahu dalam Al-Muwaththa` (no. 507); Al-Imam Ahmad rahimahullahu dalam Musnad-nya (no. 8739); Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam Kitabul Jana`iz (no. 1358, 1359, 1385), Kitabut Tafsir (no. 4775), Kitabul Qadar (no. 6599); Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Kitabul Qadar (no. 2658)

4. Disadur dengan penambahan dari At Tauhid li Shaffil Awwal Al ‘Aali, hal. 12-13
READ MORE - Sebab-sebab Penyimpangan Aqidah (penting !!)

Sangat Mudah

Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa? Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .

Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”

Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.
READ MORE - Sangat Mudah

Yahudi dan Pohon Ghorqod (Nitraria retusa)

Tahukah anda dengan pohon Ghorqod? Perkembangan terakhir, sebagaimana klaim dari Jewish National Fund (www.jnf.org) yang dikutip dari situs eramuslim, di tanah Palestina saat ini telah ditanami kurang lebih 220 juta batang pohon Ghorqod. Hampir keseluruhan. Sekali lagi, tahukah anda dengan pohon Ghorqod?

Ada baiknya, kita kutipkan kembali hadist shahih dari baginda Rasulullah:

"Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi." (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308).

Jelas sudah apa hubungan antara keberadaan pohon Ghorqod dan bangsa Yahudi. Yahudi dengan segala kepengecutannya, mempercayai akan kebenaran kata-kata baginda Rasulullah di atas. Begitulah karakter seorang Yahudi. Sejatinya, anak keturunan Nabi Ishaq (disebut juga Bani Israil) dikaruniai kecerdasan di atas rata-rata. Dari keturunan Bani Israil inilah banyak lahir nabi-nabi.

Namun sayang, kecerdasan yang dimiliki cenderung bersifat licik dan culas. Banyak mudharat yang lahir dari pikiran dan tangan-tangan kotor mereka. Pemutarbalikan wahyu, pembunuhan (justru kepada) para nabi. Mereka bangga dengan kenyataan para nabi lahir dari kaum mereka. Tetapi ironisnya, mereka senantiasa membangkang. Bahkan sampai pada tindakan : Pembunuhan para Nabi!

Begitupun pada akhirnya, Nabi Muhammad yang dilahirkan di luar kaum mereka dibenci luar biasa. Sehingga, sekarang terus terjadi konspirasi sampai ke akhir zaman. Berdasarkan pada fakta di atas, dapatlah disimpulkan. Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, di mana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia untuk berlindung.

Inilah paradoks bangsa Yahudi. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa mengalahkan seluruh umat manusia, wabil khusus umat Islam dan menjadi pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon Ghorqod (Nitraria retusa).

Washington Post edisi April 1984

Washington Post edisi April 1984 memuat satu artikel tentang pertemuan Presiden AS Ronald Reagan dengan seorang pelobi senior Yahudi dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) bernama Tom Dine. Pertemuan itu berlangsung secara pribadi.

Kepada Tom Dine, mantan Gubernur Negara Bagian California ini dengan serius berkata, “Anda tahu, saya berpaling kepada nabi-nabi kuno Perjanjian Lama dan kepada tanda-tanda yang meramalkan Perang Armageddon. Saya sendiri jadi bertanya-tanya, apakah kita ini akan melihat semuanya itu terpenuhi. Saya tidak tahu. Apakah Anda belakangan ini juga telah memperhatikan nubuat-nubuat para nabi itu… akan tetapi, percayalah kepada saya, bahwa nubuat-nubuat itu menggambarkan masa-masa yang sekarang ini sedang kita jalani. ” Tom Dine tersenyum dan mengangguk pelan.

Presiden Reagan merupakan presiden Amerika Serikat pertama yang memulai suatu tradisi baru dalam protokoler Gedung Putih, di mana kebaktian, seminar keagamaan, dan pertemuan-pertemuan dengan sejumlah tokoh gereja evangelikal Amerika sering diadakan. Di masa Reagan-lah paham Zionis-Kristen masuk dalam lingkaran elit pemerintahan Amerika. Seluruh kebijakan, terutama kebijakan Amerika di luar negeri khususnya untuk wilayah Timur Tengah, sangat kental bernuansa Zionis.

Penerus Reagan, George H. W. Bush, William J. Clinton, dan George W. Bush, merupakan orang-orang yang sangat yakin tentang nubuat-nubuat (janji-janji atau ramalan-ramalan) Tuhan seperti yang tercantum di dalam Injil Darby atau Scofield, Injil resmi Amerika. Menurut keyakinan mereka, abad millennium merupakan zaman akhir di mana suatu ketika akan terjadi Peperangan Besar Terakhir (Armageddon) yang melibatkan seluruh dunia, antara Tentara Tuhan melawan Pasukan Iblis. Kristus akan mengalahkan Anti-Christ. Dan setelah itu dunia akan menjadi damai dan sejahtera hingga datangnya hari penghabisan.

Sebab itu, dilandasi kepercayaan akan hari akhir seperti yang dinubuatkan dalam Injil Darby, para presiden Amerika bekerja dengan sekuat tenaga untuk melapangkan jalan bagi suatu hari di mana akan datang Kristus yang kedua kalinya. Karena menurut kepercayaan mereka Kristus akan turun di tanah Palestina, maka mereka berupaya untuk menguasai Tanah Palestina sepenuhnya dan memberikannya kepada orang-orang Yahudi.

Kaum Zionis, apakah mereka yang berada di Tanah Palestina maupun yang tersebar di Amerika dan Eropa, sangat yakin bahwa era millenium ketiga ini merupakan pintu gerbang pada akhir zaman. Entah sengaja atau tidak, kasus WTC 911, di mana Menara Kembar WTC yang dilihat dari jauh bagaikan sebuah gerbang, diruntuhkan, maka seakan terbukalah suatu era baru bagi keyakinan ini.

Segala daya upaya mereka lakukan guna menghadapi datangnya Messiah yang mereka yakini akan memimpin mereka dari Kuil Sulaiman untuk menaklukkan dunia.

Namun ada satu anomali yang secara diametral bertentangan dengan keyakinan mereka ini. Di satu sisi mereka mengaku sangat yakin akan bisa mengalahkan seluruh umat manusia, wabilkhusus umat Islam, dan menjadi pemimpin dunia, namun di sisi lain mereka juga berlomba-lomba menanami Tanah Palestina yang mereka duduki secara tidak sah, dengan pohon Ghorqod (nama latin: Nitraria retusa).

Ada sebuah hadits shahih tentang hari akhir mengenai pohon ini: "Tidak akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata: Hai Muslim! Hai hamba Allah! Ini Yahudi di belakangku, kemarilah, bunuhlah dia! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari pohon-pohonnya orang Yahudi. " (HR Muslim VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)

Melihat ulah para Zionis-Yahudi yang berlomba-lomba menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod, maka kenyataan ini menjelaskan kepada kita bahwa kaum Yahudi itu sesungguhnya memahami hakikat hari akhir, di mana mereka akan dikejar-kejar oleh umat Islam dan hanya pohon Ghorqod-lah satu-satunya tempat yang bersedia dipakai guna tempat persembunyian kaum Yahudi.

Proyek Internasional Ghorqod

Tidak diketahui secara pasti kapan kaum Zionis-Israel menanami Tanah Palestina dengan pohon Ghorqod. Hanya saja, melalui website Jewish National Fund (www.jnf. Org), di bagian JNF Store (Tress for Israel Certificate), disebutkan bahwa di Tanah Palestina telah ditanami sebanyak 220 juta batang pohon Ghorqod.

Uniknya, dengan serius dan profesional, kaum Zionis juga mengiklankan di dalam situs tersebut bahwa siapa saja bisa membeli pohon Ghorqod secara online dan kemudian menyumbangkannya ke Israel untuk ditanami di Tanah Palestina. Harga sebatang pohon tersebut sebesar US$18, dan barangsiapa yang membeli tiga batang seharga US$36 akan mendapat satu batang gratis.

Bukan itu saja, pengepakkannya pun pembeli bisa memilih dengan memakai plastik (dikenai tambahan biaya US$10 perbatang) atau dengan peti kayu (US$50 perbatang). Dan untuk waktu pengirimannya, pembeli bisa memilih antara yang super cepat (US$30 perbatang, dijamin sampai di Tanah Palestina hanya dalam waktu 2 hari), cepat (US$15 perbatang dengan waktu 3 hari), dan reguler (tidak disebutkan). Untuk keterangan lebih lanjut, mereka juga menyediakan sebuah nomor hubungan internasional (888) JNF-0099 dan 1-800-542-TREE. Hanya mata uang dollar AS yang diterima sebagai pembayaran yang sah.

Pertanyaannya kemudian, adakah orang Indonesia yang sudah memesan pohon ini untuk ditanam di Tanah Palestina ?

(Rz/eramuslim)

Wallahu a'lam bi shawab.
READ MORE - Yahudi dan Pohon Ghorqod (Nitraria retusa)

Mengingatkan Tentang Pacaran

Janganlah kamu sekalian mendekati perzinahan, karena zina itu adalah perbuatan yang keji…” (QS. Al-Isra : 32).

Istilah pacaran yang dilakukan oleh anak-anak muda sekarang ini tidak ada dalam Islam. Yang ada dalam Islam ada yang disebut “Khitbah” atau masa tunangan. Masa tunangan ini adalah masa perkenalan, sehingga kalau misalnya setelah khitbah putus, tidak akan mempunyai dampak seperti kalau putus setelah nikah. Dalam masa pertunangan keduanya boleh bertemu dan berbincang-bincang di tempat yang aman, maksudnya ada orang ketiga meskipun tidak terlalu dekat duduknya dengan mereka.

Kalau dilihat dari hukum Islam, pacaran yang dilakukan oleh anak-anak sekarang adalah haram. Mengapa haram?

Karena pacaran itu akan membawa kepada perzinahan dimana zina adalah termasuk dosa besar, dan perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah. Oleh karena itu ayatnya berbunyi sebagaimana yang dikutip di awal tulisan ini. Ayat tersebut tidak mengatakan jangan berzina, tetapi jangan mendekati zina, mengapa demikian ? Karena biasanya orang yang berzina itu tidak langsung, tetapi melalui tahapan-tahapan seperti : saling memandang, berkenalan, bercumbu kemudian baru berbuat zina yang terkutuk itu.

PENCEGAHAN

Dalam hukum Islam umumnya, manakala sesuatu itu diharamkan, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan yang diharamkan itu diharamkan juga. Misalnya minum arak, bukan hanya minumnya yang diharamkan, tapi juga yang memproduksinya, yang menjualnya, yang membelinya, yang duduk bersama orang yang minum tersebut juga diharamkan.

Demikian juga halnya dengan masalah zina. Oleh karena itu maka syariat Islam memberikan tuntunan pencegahan dari perbuatan zina, karena Allah Maha Tahu tentang kelemahan manusia.

Berikut ini adalah pencegahan agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinahan :

1. Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahram untuk berdua-duaan. Nabi Saw bersabda : “Apabila laki-laki dan perempuan yang bukan mahram berdua-duaan, maka yang ketiga adalah setan.” Setan juga pernah mengatakan kepada Nabi Musa AS bahwa apabila laki dan perempuan berdua-duaan maka aku akan menjadi utusan keduanya untuk menggoda mereka. Ini termasuk juga kakak ipar atau adik perempuan ipar.
2. Harus menjaga mata atau pandangan, sebab mata itu kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman : “Katakanlah kepada laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan mereka (dari yang haram) dan menjaga kehormatan mereka dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka (An-Nur : 30-31).
3. Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat mereka, dan dilarang mereka untuk memakai pakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadits dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, memakai minyak wangi baunya semerbak, memakai make up dan sebagainya, setiap langkahnya dikutuk oleh para malaikat, dan setiap laki-laki yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apalagi masuk surga).
4. Dengan ancaman bagi yang berpacaran atau berbuat zina. Misalnya Nabi bersabda : “lebih baik memegang besi yang panas daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan berat siksaannya). Dalam hadits yang lain : “Barangsiapa yang minum (minuman keras) atau berzina, maka Allah akan melepas imannya dalam hatinya, seperti seseorang melepaskan peci dari kepalanya (artinya kalau yang sedang berzina itu meninggal ketika berzina, ia tidak sempat bertobat lagi, maka dia meninggal sebagai orang kafir yang akan kekal di neraka).

Oleh karena itu Syekh Sharwi menggambarkan : seandainya ada seorang wanita cantik yang sudah hampir telanjang di sebuah kamar, kemudian ditawarkan kepada seorang pemuda … “Maukah kamu saya kasihkan perempuan itu untuk kamu semalam suntuk, tapi besok pagi saya akan masukan kamu ke kamar yang sebelahnya, yang penuh dengan api, apakah mungkin anak muda itu akan mau untuk menikmati tubuh wanita semalam suntuk kemudian digodok keesokan harinya dalam api?

Nah ketika kita tergoda untuk berbuat zina atau minum, coba bayangkan kalau kita meninggal ketika itu, bagaimana nasib kita? Tiada dosa yang lebih besar setelah syirik kepada Allah daripada meneteskan air mani dalam suatu tempat (kehormatan) yang tidak halal baginya. Neraka Jahannam mempunyai “Tujuh pintu gerbang” (QS. Al-Hijr : 44), dan pintu gerbang yang paling panas, dahsyat, seram, keji, dan bau adalah diperuntukan bagi orang-orang yang suka berzina setelah dia tahu bahwa zina itu haram.

Sebagaimana kita yakini sebagai seorang muslim bahwa segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah, mesti mempunyai dampak yang negatif di masyarakat. Kita lihat saja di Amerika Serikat, bagaimana akibat karena adanya apa yang disebut dengan free sex, timbul berbagai penyakit. Banyak anak-anak yang terlantar, anak yang tidak mengenal ayahnya, sehingga timbul komplikasi jiwa dan sebagainya. Oleh karena itu, jalan keluar bagi para pemuda yang tidak kuat menahannya adalah :

1. Menikah, supaya bisa menjaga mata dan kehormatan.
2. Kalau belum siap menikah, banyaklah berpuasa dan berolahraga
3. Jauhkan mata dan telinga dari segala sesuatu yang akan membangkitkan syahwat
4. Dekatkan diri dengan Allah, dengan banyak membaca Al-Qur’an dan merenungkan artinya. Banyak berzikir, membaca shalawat, shalat berjamaah di Masjid, menghadiri pengajian-pengajian dan berteman dengan orang-orang yang shaleh yang akan selalu mengingatkan kita kepada jalan yang lurus.
5. Dan ingat bahwa Allah telah menjanjikan kepada para anak muda yang sabar menahan pacaran dan zina yaitu dengan bidadari, yang kalau satu diantaranya menampakkan wajahnya ke alam dunia ini, setiap laki-laki yang memandangnya pasti akan jatuh pingsan karena kecantikannya. Coba anda bayangkan saja siapa menurut anda wanita yang paling cantik di alam dunia ini, maka pastilah bidadari itu entah berapa juta kali lebih cantik dari wanita yang anda bayangkan itu.
READ MORE - Mengingatkan Tentang Pacaran

Inikah Tipe Istri yang Antum Inginkan ?

Disadur dari buku "Kemuning Senja di Beranda Mekah" karangan Ustadz Abu Umar Basyir.

Tulisan ini saya angkat dari percakapan antara Rafiqah dengan Heryani (teman dekat rafiqah). Dalam percakapan itu, terlihat sekali bagaimana seorang Rafiqah (seorang wanita yg dipaksa menikah dgn pria pilihan Ayahnya), yg belum menemukan kebahagiaan yg diharapkannya dalam kehidupan rumah tangganya, sangat menjaga wibawa suaminya dan kehormatan keluarganya, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan Heryani. Peristiwa ini terjadi di ruang tamu, di rumah 'pasutri' yg baru membina rumah tangga itu. Kita simak beberapa potongan cuplikan percakapan mereka di bawah ini:

"Bagaimana kehidupan rumah tanggamu Iqah (panggilan akrab Heryani kepada Rafiqah)?"

"Alhamdulillah, baik-baik saja. Semuanya terkendali kok." Ujar Rafiqah santai.
"Pram (suami Rafiqah) memang dibesarkan di lingkungan 'sekuler'. Cara berpikirnya melonjak-lonjak, berusaha menerobos segala etika dan kenormalan lingkungannya. Baginya, itu cara berpikir 'progressif'. Ia juga tidak pernah dididik dgn norma-norma keislaman secara detil. Ia shalat, tapi tak mengerti bahwa islam itu adalah 'the only way of life'. Namun sejauh ini, karakter dan kepribadiannya baik sekali. Bahkan bagiku sangat memikat. Mungkin ia bisa diibaratkan 'mutiara hitam', yg bila dipoles dgn tangan dingin secara akurat dan hati-hati, pasti menyemburatkan cahaya alaminya yg mempesona..." Rafiqah bertutur panjang.

"Aih,...Baru kali ini aku mendengarmu memuji-muji pria selain Aziz-mu (pria yg waktu dulu Rafiqah dambakan untuk menjadi suaminya) itu..." seloroh Heryani.

"Huss,..ngawur. Jelas dong, Pram itu khan suamiku Her (panggilan akrab Iqah kepada Heryani). Kamu ini gimana sih?" Mata Rafiqah membulat, mencoba menggertak temannya itu.

"Ok, aku sekarang serius Iqah. Apa menurutmu, Pram itu sudah tipikal ideal sebagai suami?" Tanya Heryani lagi.

"Kalau engkau bertanya saat ini, aku rasa ya. Aku tidak mengatakan bahwa ia adalah tipikal 'suami sempurna' seperti yg aku idam-idamkan. Karena kesempurnaan itu amat relatif. 'Ideal' tidak harus berarti 'sempurna'. Mendapat pasangan hidup yg ideal sudah merupakan anugerah Her. Terutama di zaman seperti ini. Sedikit orang yg punya kesempatan demikian. Kenapa aku katakan ia suami ideal bagiku?..
Karena meski kami memiliki cukup perbedaan dalam hal2 prinsipil, namun kami memiliki kesamaan yg ajaib:"
* Kami sama2 ingin belajar dan menata diri.
* Kami berusaha agar segala perbedaan itu bisa terkikis.
"Kamu jangan salah paham Her. Aku tak sedikit pun mau mengorbankan prinsip2 agama, apalagi aqidah yg aku yakini. Tapi, saat aku menuntut Pram utk bisa menyempurnakan sisi2 pemahaman agamanya, ia juga menuntutku menjadi istri yg patuh, yg mau senantiasa membantu suami. Dan itu tidak mudah. Aku perlu banyak belajar. Kami sering berbenturan pada sisi interpretasi pada kepatuhan itu. Aku membatasinya pada hal2 yg kuanggap tak melanggar aturan Allah. Dan ia sering tidak bisa menerimanya. Tapi aku sadar, ia tidak menerima bukan berarti ia kejam. Namun hanya karena ia belum bisa memahaminya." Jawab Rafiqah.

"Aku melihatmu berbeda Iqah."

"Berbeda bagaimana?" Tanya Rafiqah.

"Aku lihat, banyak di antara 'akhwat', yg meskipun sudah memiliki suami yg taat beribadah, sudah lama mengaji, tapi masih selalu mengeluhkan perbedaan2 sepele di antara mereka. Saat aku melihatmu menikah dgn Pram, aku pikir engkau akan sangat menderita. Dan engkau tak akan mampu keluar dari jembatan konflik yg akan memenjarakan kepribadianmua. Tp ternyata engkau mampu bersikap sedemikian dewasa. Optimisme dalam dirimu membuatku terkagum-kagum, Iqah." Jawab Heryani.

"Entahlah Her. Tp yg jelas, aku melihatnya (Pram) sebagai pria baik. Ia memiliki sifat dan karakter yg baik. Lalu ia menyukai wanita yg berjilbab lebar. Dalam hati kecilku tersimpan sebuah keyakinan, bahwa Pram bisa berubah lebih baik. Bagiku, untuk apa menyimpan timah bersepuh emas? Lebih baik aku memiliki emas yg terselubung lumpur hitam yg pekat sekalipun. Karena aku masih bisa berharap lumpur itu akan terbuang, dan kemuning emasnya akan berkilau suatu hari..." Sambung Rafiqah

"Jadi kamu nyaman bersama Pram?" Tanya Heryani lagi.

"Kok, kamu nanya gitu sih? Jelas dong. Pram itu khan suamiku. Aku mencintainya. Dan di lubuk hatiku yg dalam terselip sejuta harapan sekaligus keyakinan, bahwa Pram akan selalu menjadi lebih baik....aku yakin."

Di balik ruang tamu, sepasang mata meneteskan cairan bening. Ia terharu bukan main. Pemilik sepasang mata itu adalah Pram (suami Rafiqah), yg ternyata terbangun dari tidurnya, dan sempat mendengar sebagian ucapan2 'arif dan bijak' dari mulut istrinya. Pram kepayahan menahan gemuruh rasa haru di dadanya. Sungguh, ia merasa menjadi pria paling beruntung di dunia. Kenapa selama ia kuliah di UI Jakarta, dan saat ia menempuh pendidikan untuk meraih gelar S2-nya di Oxford University, London, ia tak pernah tertarik pada wanita manapun. Padahal secara fisik, banyak wanita yg lebih cantik dari Rafiqah. Kenapa ia justru terpikat pada Rafiqah 'at the first sight'? Wanita berjilbab lebar yg begitu sederhana tampilannya. Dan padahal, selama ini ia tak pernah membayangkan akan memiliki istri yg mengenakan gaun muslimah sempurna seperti itu. Ternyata Allah membimbingnya untuk menuju relung2 kesadaran, melalui keluhuran budi wanita mulia ini (istrinya sendiri). Subhaanallah!

Ia tak menyangka hati istrinya sebening itu. Cinta istrinya sebersih itu. Pandangan istrinya terhadapnya sejernih dan sebaik itu. Kepatuhannya selama ini kepada suaminya semulia itu. Justru dia, pria yg sungguh tak tahu malu ini, yg nyaris menjerumuskan wanita suci itu ke lembah kenistaan. Nyaris ia membuat istrinya terjebak dalam maksiat demi maksiat. Nyaris ia menjejali perut istrinya dgn makanan2 haram. "Ya Allah, betapa lalimnya aku sebagai suami," Pram mengeluh dalam batin. Air matanya tumpah ruah tak terbendung.......
READ MORE - Inikah Tipe Istri yang Antum Inginkan ?

Berhiaslah Dengan Keindahan Ilmu & Bukan Berhias Dengan Banyak Canda

Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullah mengatakan:



"Hiasilah diri dengan keindahan ilmu, berupa bagusnya budi pekerti, akhlak yang baik dengan selalu bersikap tenang, berwibawa, khusyu', tawadhu', dan senantiasa bersikap istiqamah secara lahir maupun batin, serta tidak melakukan segala sesuatu yang merusaknya." (Syarh Hilyah Thaalibil 'Ilmi)



Hendaklah seorang pelajar menghindari sesuatu yang sia-sia, baik perbuatan maupun ucapan yang tidak ada manfaatnya. Seorang pelajar juga hendaknya menghindari SIKAP YANG RENDAH dalam majelis ilmu, seperti tertawa terbahak-bahak dan SUKA SENDA GURAU, terutama kalau dia berada di tengah-tengah khalayak umum.



Adapun kalau hanya berada di tengah-tengah teman-temannya saja, maka masalahnya lebih ringan. Namun, jika berada di khalayak umum, hindarilah berbuat sesuatu yang bisa menghinakan dirimu sendiri. Karena itu bisa menghilangkan kewibawaanmu di hadapan orang lain; mereka (bisa) tidak lagi segan kepadamu dan juga (bisa) tidak lagi menghormati ilmu yang engkau ajarkan.



Ada sebuah pepatah:



"Barangsiapa yang banyak melakukan SESUATU, maka dia akan DIKENAL DENGANNYA."



[Riwayat ath-Thabrani dalam al-Awsath (2259), al-Qudha'iy dalam Musnad asy-Syihaab (374), al-Baihaqi dalam Syu'abul Iimaan (4994, 5019), al-Uqaily dalam adh-Dhu'afaa' (III/316), dan Ibnul Qaisarani dalam Tadzkiratul Huffaazh (IV/1416) dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu secara mauquf]



Jauhilah segala PERUSAK ILMU INI baik dalam majelis MAUPUN DALAM SETIAP PEMBICARAANMU. Namun, sebagian orang YANG DUNGU menyangka bahwa bersikap longgar dalam hal seperti ini adalah sebuah sikap toleransi.



Imam al-Ahnaf bin Qais berkata:



"Jauhkanlah majelis kita dari menyebut-nyebut wanita dan makanan. Saya benci seorang laki-laki yang suka membicarakan kemaluan dan perutnya."



[Lihat Siyar A'laamin Nubalaa' (IV/94) dan Faidhul Qadiir (I/538)]



Karena ini bisa mengalihkan perhatian dari menuntut ilmu. Misalnya seseorang berkata: "Tadi malam saya makan sampai kekenyangan." Atau ucapan sejenis YANG TIDAK ADA GUNANYA sama sekali. Juga berbicara seputar urusan wanita, terlebih lagi kalau ada yang membicarakan hubungan suami istri yang dilakukannya. Maka orang seperti ini adalah SEJELEK-JELEK MANUSIA pada hari Kiamat dalam pandangan Allah Ta'ala.



(Dikutip dari kitab Syarh Hilyah Thaalibil 'Ilmi, Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullah, Edisi Indonesia: Syarah Adab & Manfaat Menuntut Ilmu, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Jakarta)



BERHIASLAH DENGAN MURU'AH (KEHORMATAN)
READ MORE - Berhiaslah Dengan Keindahan Ilmu & Bukan Berhias Dengan Banyak Canda

- popular posts -

- followers -